![](https://kampungpasarmodal.com/upload/11ca21f04b-home-banner.jpg)
CLOSE
Indeks pada perdagangan kemarin ditutup menguat pada level 6655. Indeks dibebani oleh sektor Technology (-
2.934%), Infrastructures (-1.576%), Financials (-1.243%), Basic Materials (-0.851%), Consumer Cyclicals (-0.802%),
Consumer Non-Cyclical (-0.749%), Industrials (-0.461%), Properties & Real Estate (-0.374%), Healthcare (-0.341%),
kendati ditopang oleh sektor Transportation & Logistic (0.44%), Energy (0.664%) yang menagalami penguatan
walaupun belum signifikan. Indeks pada hari ini diperkirakan akan bergerak pada range level support 6625 dan
level resistance 6675.
Tiga indeks utama bursa saham AS atau Wall Street kompak bangkit pada perdagangan awal pekan ini. Bursa
saham Amerika Serikat (AS) melemah pada pembukaan perdagangan Senin (24/1/2022) dan menyentuh posisi
terendah sejak tahun lalu. Indeks Dow Jones ditutup di 34.364,5, naik 0,29%. Kemudian indeks S&P 500 naik 0,28%
menjadi 4.400. Lalu, Nasdaq Composite yang terungkit dengan kenaikan 0,63% menjadi 13.855.1.
Sentimen pertama yaitu rapat The Fed mengenai kebijakan monoter yang bakal diumumkan pada Rabu
(26/1/2022) waktu setempat. Investor mencemaskan tentang berapa kali suku bunga akan dinaikkan oleh The Fed
tahun ini dan kapan kenaikan akan dimulai.Kenaikan suku bunga di AS bisa berdampak pada aliran dana asing yang
keluar dari Indonesia. Diperkirakan akan ada sedikit goncangan di pasar keuangan Indonesia. Walaupun tidak
separah yang terjadi pada tahun 2013, karena fundamental ekonomi Indonesia yang lebih kuat. Maka dari itu
investor diperkirakan akan bersikap wait and see menunggu pertemuan The Fed selesai untuk mendapatkan sinyal
agenda kenaikan suku bunga AS.
Sentimen kedua yaitu kenaikan angka kasus harian Covid-19. Investor berfokus pada perkembangan pandemi
Covid-19 di Tanah Air, di mana kasus infeksi harian Covid-19 meningkat hampir 10x sejak awal tahun. Per 24
Januari angka kasus harian Covid-19 Indonesia tercatat 2.927 orang. Biang keladi kenaikan kasus harian Covid-19
Indonesia adalah Omicron. Hingga saat ini secara kumulatif, ada 1.170 kasus konfirmasi Omicron ditemukan di
Indonesia. Kecemasan investor adalah pemerintah akan kembali menarik rem darurat sewaktu-waktu jika kasus
Covid-19 meledak. Dikhawatirkan ekonomi kembali tidak berjalan seperti bulan Juli 2021, di mana ini sangat
berpengaruh terhadap kinerja emiten-emiten di Indonesia. (source : CNBC Indonesia)
PT. Erdikha Elit Sekuritas | Member of Indonesia Stock Exchange
Gedung Sucaco lt.3 Jalan Kebon Sirih kav.71
Jakarta Pusat 10340, Indonesia
Website : www.erdikha.com